Jurnal Pengabdian Masyarakat Poltekip https://journal.poltekip.ac.id/jpmp <p style="text-align: justify;">Jurnal Pengabdian Masyarakat Poltekip is a national journal published by Politeknik Ilmu Pemasyarakatan, Indonesia. It covers all areas of criminal, social, psychology, public administration, management, education, and government law. Its global readership includes educators, teachers, students, and others with a professional or personal interest in Correctional Science. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. This journal is published three times year in June and December by the Polytechnic of Correctional. E-ISSN Number: <a title="ISSN" href="https://journal.poltekip.ac.id/jpmp" target="_blank" rel="noopener">3031-8661 </a>DOI:&nbsp;10.52472/jpmp.</p> Politeknik Ilmu Pemasyarakatan en-US Jurnal Pengabdian Masyarakat Poltekip 3031-8661 IMPLEMENTASI PEMBINAAN KEMANDIRIAN SENI LUKIS KERUDUNG DI LAPAS PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/165 <p>Impementasi&nbsp; Pembinaan&nbsp; Keterampilan&nbsp; bagi&nbsp; narapidana &nbsp;perempuan&nbsp; di &nbsp;Lembaga Pemasyarakatan dirasa&nbsp; &nbsp;sangat&nbsp; &nbsp;penting&nbsp; &nbsp;karena&nbsp; &nbsp;perempuan&nbsp; &nbsp;juga&nbsp; &nbsp;memiliki&nbsp; &nbsp;hak&nbsp; &nbsp;atas kelangsungan&nbsp; &nbsp;hidupnnya. Dengan implementasi pembinaan kemandirian ini&nbsp; bertujuan agar narapidana perempuan dapat melangsungkan kehidupannya setelah bebas dengan menggunakan keahlian yang diberikan saat berada&nbsp; &nbsp;didalam&nbsp; &nbsp;Lembaga&nbsp; &nbsp;Pemasyarakatan, salah satunya yaitu melalui pembinaan kemandirian kerudung Lukis. Melukis adalah seni ditafsirkan untuk orang- orang yang menghargai keindahan. Lukisan mewakili ide dan perasaan dengan kreasi. Beberapa sifat estetika dalam gambar visual dua dimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kerudung Lukis yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tangerang. Metodologi diterapkan desain ini memiliki metode campuran, yaitu kombinasi metode kualitatif dengan tindakan Observasi. Dapat disimpulkan bahwa implementasi program kemandirian kerudung Lukis di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang berjalan dengan baik dan efektif. Sebagai bekal bagi Warga Binaan Pemasyarakan setelah menyelesaikan masa pidananya dan Kembali ke dalam masyarakat.</p> Rachmayanthy Rachmayanthy Arum Shinta Deviana Nita Monitaria ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 1 5 10.52472/jpmp.v2i1.165 UTILITAS PEMBERIAN EDUKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) BAGI KUALITAS PSIKOLOGIS ANAK BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II JAKARTA https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/275 <p>Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi modal dasaar untuk meningkatkan kualitas kesehatan setiap individu. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta sebagai lembaga penempatan Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) tentunya penting untuk menanamkan pola hidup bersiah dan sehat (PHBS) selama Anak menjalani masa pembinaannya. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan kuesioner yang ditanyakan kepada 26 Anak Binaan kondisi kebersihan dan kesehatan Anak banyak terkendala oleh ketersediaan sarana dan prasarana saniitasi hygiene di LPKA, kondisi ini semakin diperburuk oleh kondisi pemahaman Anak tentang perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hal inilah yang berdampak kepada kualitas kesehatan psikologis Anak. Selain hal tersebut, Anak Binaan masih kurang memahami sepenuhnya arti penting dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) itu sendiri. Kualitas kesehatan psikologis Anak berdampak kepada perilaku Anak yang cenderung membatasi aktivitas kebersihannya dan Anak malas untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.&nbsp;Hal ini menyebabkan Anak Binaan rentan terjangkit penyakit kulit, seperti Rabi atau Skabies. Metode yang digunakan Taruna dalam pelaksanaan praktikum pengabdian ini adalah Metode Community Development dalam membantu Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta yang bertujuan untuk mencapai peningkatan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan menggunakan teknik kolaborasi dan sosialisasi atau penyuluhan, yaitu Taruna bersama dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta berkolaborasi bersama melakukan kegiatan dengan teknik sosialisasi atau penyuluhan guna meningkatkan kesadaran dan motivasi Anak Binaan dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meskipun ditengah keterbatasan. Di akhir praktikum, terdapat peningkatan kesadaran dan aktivitas personal hygiene oleh Anak Binaan dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta.</p> Putri Laura Arzethy ali muhammad umar anwar ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 6 17 10.52472/jpmp.v2i1.275 PEMBUATAN QR CODE DI RUPBASAN YOGYAKARTA https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/123 <p><em>Rupbasan adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan terhadap semua benda sitaan dan barang rampasan negara. Rupbasan adalah tempat untuk menyimpan benda yang sita oleh negara untuk keperluan proses pereadilan, sedangkan yang dimaksud dengan prose peradilan adalah proses pemeriksaan perkara pada tahapan tingkat penyidikan, pemeriksaan pada tingkat penuntutan dan pmeriksaan pada tingkat peradilan. Hasil dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini ialah diantaranya terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kinerja pegawai dengan menggunakan pemanfaatan teknologi, meminimalisir terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di area Rupbasan Kelas I Yogyakarta di masa pandemic covid – 19, serta program ini diharapkan mampu menunjang kinerja Rupbasan Kelas I Yogyakarta dalam mencapai predikat Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Inovasi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi dan gawai yang tentunya dimiliki oleh setiap petugas atau staf dari Rubasan Kelas I Yogyakarta. Pemanfaatan teknologinya adalah dengan membuat gform dan memudahkan dengan metode penggunaan QR Code. Diharapkan kualitas kinerja pada unit pelaksana teknis Rupbasan Kelas I Yogyakarta akan menjadi lebih baik dan nantinya akan memajukan divisi pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta.</em></p> dicky ilham zannara Budi Priyatmono Markus Marselinus soge ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 18 23 10.52472/jpmp.v2i1.123 IMPLIKASI UU No. 22 Tahun 2022 TERHADAP URGENSI PELAKSANAAN PEMBINAAN KEMANDIRIAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I TANGERANG https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/171 <p><em>Lembaga Pemasyarakatan memiliki tugas dan fungsi melakukan pembinaan terhadap warga binaan yang bertujuan mencegah terjadinya tindak pidana, memulihkan keseimbangan, dan menyelesaikan konflik, serta memperbaiki warga binaan agar nantinya mampu berbaur dengan masyarakat sesuai dengan Undang Undang No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan perlu melaksanakan sistem pemasyarakatan yang berorientasi terhadap pembinaan. Dalam hukum hak asasi manusia, pembinaan kepribadian dan kemandirian warga binaan pemasyarakatan adalah upaya pemenuhan hak asasi manusia yakni hak untuk memperoleh Pendidikan dan kesempatan pengembangan diri. perlu diketahui bahwa dari perautran-peraturan yang ada, pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan berorientasi terhadap pembinaan warga binaan guna memperbaiki pribadinya sehingga tidak mengulangi lagi tindak pidana yang pernah dilakukannnya dan dapat melanjutkan hidup serta membangun hidupnya kembali untuk memperoleh hidup yang sejahtera dan dapat hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya.</em></p> Kevin Rahmahesa Rihendry Mochamad Bilal Sindhu Reksa Reksa Galang Tresno Prakoso , I Made Bhaskara M Farhan Markus Marselinus soge ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 24 33 10.52472/jpmp.v2i1.171 MENCIPTAKAN PROGRAM BARU UNTUK NARAPIDANA SAAT BERKEHIDUPAN DI MASYARAKAT https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/146 <p><em>The function of Correctional Institution officers in fostering prisoners in Correctional Institutions is as mentors and educators, social workers, guardians or parents, maintenance of security, and as communicators with the community, in order to arrange so that the development can run quickly and accurately according to a predetermined program. As well as the problems of Correctional Institutions in character and personal formation reviewed in a sociological perspective including the following matters The lack of proper implementation of the coaching program, The low interest of the inmates themselves to take part in the coaching program, The lack of adequate correctional technical personnel, The low enthusiasm of officers to carry out their duties , officers lack mastery in their respective fields of duty, do not support facilities and infrastructure in carrying out their duties.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>:</em> <em>correctional institution, prisoners, fostering</em></p> Binsar Parulian Rajagukguk Yantoga Hilerius Muara Asal Anggia Siregar ali muhammad Markus Marselinus soge ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 34 42 10.52472/jpmp.v2i1.146 ANALISIS PEMBERIAN PROGRAM KEPRIBADIAN DI LAPAS KELAS IIA CIKARANG https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/128 <p>Abstrak<br>Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Cikarang melaksanakan tugas dan fungsi pemasyarakatan dalam memberikan pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatannya. Lapas Kelas II A Cikarang memiliki program bagi warga binaan yakni program kepribadian sebagai bentuk usaha menuju reintegrasi sosial bagi warga binaan. Program kepribadian diberikan bagi warga binaan untuk meningkatkan kualitas kepribadian dengan metode memberikan pendekatan berbasis keagamaan. Kepribadian manusia adalah salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap perilakunya. Lembaga Pemasyarakatan juga memiliki program kepribadian untuk membina mental, nilai dalam diri, dan pemahaman diri yang kuat bagi warga binaan pemasyarakatan. Program ini ditunjukkan untuk mencapai tujuan dari pemasyarakatan yakni mempersiapkan warga binaan untuk kembali berintegrasi dengan masyarakat atau yang dikenal dengan istlah re-integrasi sosial Penelitian ini dilakukan dengan metode kualtiatif, observasi dan studi Pustaka. Metode ini dilakukan agar mendapatkan infromasi yang akurat sesuai yang terjadi di lapangan.<br>Kata kunci: Pemasyarakatan, Program Kepribadian, Reintegrasi Sosial</p> Andri Muladi Andri Muladi Odi Jarodi ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 43 51 10.52472/jpmp.v2i1.128 Implementasi Pemenuhan Hak Narapidana Penyandang Disabilitas di Lembaga Pemasyarakatan Indonesia: Analisis dan Hambatan https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/231 <p><em>Penelitian ini menginvestigasi implementasi pemenuhan hak narapidana penyandang disabilitas di Lembaga Pemasyarakatan Indonesia serta faktor-faktor penghambat yang memengaruhi pemenuhan hak-hak mereka. Dengan metode penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatan hukum normatif, penelitian ini menggunakan sumber-sumber pustaka dan data sekunder untuk menganalisis status saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narapidana penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan narapidana lainnya, namun mereka memerlukan perlakuan khusus untuk memastikan aksesibilitas, pembinaan, dan layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Terdapat beberapa hambatan dalam pemenuhan hak-hak ini, termasuk kurangnya aksesibilitas di dalam Lapas, kurangnya fasilitas khusus, dan kesadaran yang terbatas tentang hak-hak narapidana penyandang disabilitas.Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbaikan dalam pemenuhan hak narapidana penyandang disabilitas memerlukan upaya yang lebih besar, termasuk perbaikan sarana dan prasarana aksesibilitas di dalam Lapas, pelatihan petugas Lapas tentang hak-hak narapidana penyandang disabilitas, serta peningkatan kesadaran tentang isu ini di masyarakat. Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang masalah ini dan memberikan dasar untuk langkah-langkah lebih lanjut dalam meningkatkan pemenuhan hak narapidana penyandang disabilitas di Indonesia.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: </em><em>Narapidana, Disabilitas, Pelayanan, Lembaga Pemasyarakatan</em></p> <p>&nbsp;</p> ferry andriyan padmono wibowo ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 52 59 10.52472/jpmp.v2i1.231 STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBINAAN KEMANDIRIAN BIDANG KONVEKSI DI LAPAS PEMUDA KELAS IIA TANGERANG https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/176 <p><em>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti tentang pembinaan kemandirian narapidana di Lapas Pemuda IIA Tangerang guna mengetahui bagaimana program pembinaan narapidana yang ditawarkan oleh lembaga pemasyarakatan itu sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).&nbsp; Penelitian ini menggunakan metode penelitian empiris yang bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan observasi yang menghasilkan data primer dan sekunder kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas II A Tangerang melaksanakan pembinaan kewirausahaan khususnya pada bidang Konveksi. Dari total 1.251 narapidana yang ada di Lapas</em><em> Pemuda</em><em> Kelas II A Tangerang&nbsp; yang mengikuti pembinaan kewirausahaan khususnya bidang konveksi&nbsp; hanya 22 narapidana atau hanya 0,56% dari total presentase 193%. Dari hasil pembinaan kemandirian tersebut khususnya pada bidang konveksi nantinyaa akan dijual ke masyarakat dengan begitu strategi pemasaran produk sangatlah penting dalam meningkatkan pemasaran hasil karya narapidana tersebut.</em></p> Hasudungan Ricardo Martial Tedi Marlisa Harsyah Awaludin Ramadhan , Ibnu Zaldy Ristianto Ksatrio Kian Santang Iman Santoso ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 60 65 10.52472/jpmp.v2i1.176 Pemanfaatan Dukungan Pemerintah Menjadikan Klien Mandiri Dalam Era Digitalisasi Di Bapas Kelas II Pati https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/154 <p>This journal reviews the use of government support through personal guidance and <br>independence to make clients independent in the digitalization era at the Pati Class II Prison. <br>This is expected to increase the sensitivity of cadets to social problems that have the potential to <br>violate the law in general that are faced by the community, especially people who are dealing <br>with and in conflict with the law and are able to see the resource system available in the <br>community. In addition, this activity is expected to overcome problems by encouraging clients to <br>be creative and able to seize business opportunities for the delivery that has been delivered to <br>clients, provide motivation that can encourage clients in personality and entrepreneurial <br>programs, encourage clients to be more independent and have strong self-confidence to be able <br>to do business through self-motivating programs for clients and to achieve the goals of the <br>program being carried out. The method used in the implementation of community macro <br>community guidance practices, community empowerment and development is carried out <br>through community guidance methods which include Community Base Correction, and <br>Community Development</p> niken rachma wati Eka Mawarni Putri Muhammad Ali Equatora Cahyoko Edi Tando ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 66 74 10.52472/jpmp.v2i1.154 Pencegahan Kasus Kenakalan Remaja Melalui Program Remaja Aktif Di Desa Bakung Kidul Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon https://journal.poltekip.ac.id/jpmp/article/view/126 <p>Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman akan bahaya pelaksanaan pernikahan dini. Hal ini terkait hingga sampai saat ini pelaksanaan pernikahan dini masih banyak dilaksanakan. Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa diantara perempuan usia 10-54 tahun, 2,6% menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun, dan 23,9% menikah pada umur 15-19 tahun. Ini berarti sekitar 26% perempuan dibawah umur telah menikah sebelum fungsi-fungsi organ reproduksinya berkembang dengan optimal. Ditambah dengan kondisi globalisasi, merupakan gejala yang mempengaruhi banyak hal dan tidak bisa dielakan lagi bahwa kehidupan remaja berubah.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Pernikahan dini, Kenakalan remaja</p> Mochammad Fachri Muzhaffar Odi Jarodi ##submission.copyrightStatement## 2024-06-30 2024-06-30 2 1 75 77 10.52472/jpmp.v2i1.126