Journal of Correctional Studies
https://journal.poltekip.ac.id/jcs
<p>Journal of Correctional Studies is a national journal published by Politeknik Pengayoman Indonesia. It covers all areas of:</p> <ol> <li class="show">Criminology</li> <li class="show">Social science</li> <li class="show">Psychology</li> <li class="show">Criminal law</li> <li class="show">Social welfare</li> <li class="show">Collaborative governance</li> <li class="show">Terrorism</li> <li class="show">Prison work area and Health</li> </ol> <p>Its global readership includes educators, teachers, students, and others with a professional or personal interest in correctional science. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.</p>Politeknik Pengayoman Indonesiaen-USJournal of Correctional Studies3032-6125ISU-ISU PEMENUHAN HAK PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA BINAAN LANJUT USIA
https://journal.poltekip.ac.id/jcs/article/view/579
<p>This article aims to explore crucial issues related to fulfilling the right to health services for elderly residents. In an effort to achieve a deeper understanding, this article will discuss several important aspects, including the often limited access, the quality of health services they receive, the impact of social isolation and emotional well-being on this population, as well as the role of government policy and possible system reforms in improving their health services. Thus, this article aims to provide a comprehensive and thorough view of the challenges and solutions related to fulfilling the right to health services for elderly residents</p>Mitsal Shafiq
##submission.copyrightStatement##
2025-08-112025-08-112211410.52472/jcs.v2i2.579PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK PADA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK
https://journal.poltekip.ac.id/jcs/article/view/578
<p>Penelitian ini mengkaji pemanfaatan teknologi pendidikan dalam pemenuhan hak anak atas pendidikan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) serta implikasi kebijakannya di Indonesia. Pendidikan merupakan hak dasar yang melekat pada setiap anak, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana, sebagaimana dijamin oleh konvensi internasional dan peraturan perundang-undangan nasional. Dalam konteks ini, teknologi pendidikan dipandang sebagai solusi strategis untuk mengatasi berbagai tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan di LPKA, seperti keterbatasan tenaga pengajar, akses materi, dan infrastruktur pembelajaran konvensional.</p> <p>Kajian ini menyoroti peran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta pemangku kepentingan eksternal, termasuk lembaga pendidikan dan LSM dalam kolaborasi penyediaan layanan pendidikan berbasis teknologi. Program kesetaraan seperti <em>Catch-Up Program</em> telah menunjukkan kemajuan, namun masih menghadapi hambatan regulasi dan teknis dalam penerapannya di LPKA.</p> <p>Hasil studi ini menunjukkan bahwa integrasi teknologi pendidikan, seperti media pembelajaran digital dan media interaktif, mampu memperluas akses dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi anak binaan. Namun demikian, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi digital pendidik, dan belum adanya kebijakan nasional yang terstandarisasi, menjadi kendala yang perlu diatasi. Implikasinya, dibutuhkan kebijakan afirmatif yang mendukung transformasi digital pendidikan di LPKA secara menyeluruh sebagai bagian dari upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak. Penelitian ini memberikan wawasan dan rekomendasi bagi perumusan kebijakan serta pengembangan sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan dalam sistem peradilan anak di Indonesia.</p>Alif Shofa Danutirta
##submission.copyrightStatement##
2025-08-112025-08-1122142310.52472/jcs.v2i2.578PERAN BALAI LATIHAN KERJA KOMUNITAS DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA TEGALWANGI KABUPATEN JEMBER
https://journal.poltekip.ac.id/jcs/article/view/577
<p>Masyarakat tidak memiliki keterampilan diketahui sebagai faktor tingginya angka pengangguran di Indonesia. Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan program Balai Latihan Kerja Komunitas (BLK-K) sebagai upaya dalam menganggulangi permasalahan tersebut. Yayasan Darut Tolkhah Taslim adalah salah satu penerima manfaat dari program BLK-K dan sebagai pelaksana pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kerja. Pelaksanaan pelatihan tersebut tidak lepas dari peran penting pelaku perubahan sebagai <em>community worker</em> yang diampu oleh tenaga pelaksana pelatihan. Tenaga pelaksana di BLK-K Darut Tolkhah Taslim yang terdiri dari kepala, pengelola, instruktur, dan staf tata usaha merupakan pelaku perubahan yang memainkan peran sebagai <em>community worker </em>dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran BLK-K yang di dalamnya terdapat pelaku perubahan dalam program pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan dan menganalisis hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan rangkaian kegiatan BLK-K Darut Tolkhah Taslim dalam pelaksanaan program yang kemudian dianalisis dan ditemukan peran pelaku perubahan sebagai fasilitator, pendidik, perwakilan, pelaksana teknis, evaluator, dan pendamping.</p>Ilma Shofiatun Nadia
##submission.copyrightStatement##
2025-08-112025-08-1122243310.52472/jcs.v2i2.577PEMBERIAN GIZI TAMBAHAN NARAPIDANA PEREMPUAN DITINJAU DARI BANGKOK RULES
https://journal.poltekip.ac.id/jcs/article/view/582
<p><em>Restorative Justice is an alternative approach to law enforcement that seeks to emphasize responsibility, peace and restoration over punishment. Its implementation in prisons and jails faces significant challenges. One of the main challenges is limited resources and infrastructure. Existing prisons tend to be focused on punishment, so transforming them into environments that support Restorative Justice processes requires substantial investment in training, equipment, and infrastructure that supports dialogue and reconciliation. In addition, it is important to manage the participation of all parties involved, including prisoners, victims, and communities. Ensuring that all parties feel involved in the process and are satisfied with the outcome is a complex task. However, this is also one of the opportunities in implementing Restorative Justice, as it can result in more effective recovery and reduce recidivism rates. Within this overall context, this article discusses the challenges and opportunities in adopting Restorative Justice in the existing correctional system. With an in-depth understanding of the constraints and opportunities, policy makers and practitioners can develop more effective strategies to implement Restorative Justice concepts and achieve positive benefits for prisoners, victims, and society at large.</em></p>Erik Mardiansyah
##submission.copyrightStatement##
2025-08-112025-08-1122344610.52472/jcs.v2i2.582ORANG TUA ADA DAN TIADA: STUDI PADA KASUS VIRAL KEKERASAN ANAK
https://journal.poltekip.ac.id/jcs/article/view/581
<p>Baru-baru ini terjadi kekerasan fisik yang dilakukan oleh anak terhadap seorang anak, aksi kekerasan itu mereka rekam dalam sebuah video berdurasi pendek, dan setelah melakukan aksinya mereka juga menyempatkan berfoto bersama. Dalam video tersebut kelima pelaku secara bergantian memukul, menendang, menjambak, dan bahkan menyundut rokok pada tubuh korban yang sejatinya adalah seorang anak. Masing-masing pelaku seolah melampiaskan kekesalan dan kemarahan pada korban, sementara itu korban anak nampak meraung-raung menangis minta dikasihani. Pelaku dan korban sama-sama berstatus sebagai Anak. Secara fitrah seorang anak tentunya yang tergambar adalah kebaikan, kebahagiaan, keceriaan dan sekian keadaan positif lainnya. Namun pada suatu kondisi anak ternyata mampu mentransformasi diri menjadi pribadi dengan tingkat kejahatan yang tidak mampu dicerna dengan akal sehat orang dewasa. Anak dengan tabiat kefitrahannya ternyata mampu membawa energi merusak yang lebih besar. Dalam sebuah pribahasa disebutkan bahwa “Anak-anakmu yang masih kecil seolah seperti Cicak yang mudah begitu saja engkau apa-apakan, namun ingatlah Cicak ini kelak dapat berubah menjadi Buaya yang ia dapat menerkammu kapan saja”. Sehingga dengan tulisan ini diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk segenap pemerhati anak agar dapat berperan maksimal dalam mendampingi tumbuh kembang mereka.</p>Enny Umronah
##submission.copyrightStatement##
2025-08-112025-08-1122475610.52472/jcs.v2i2.581