ORANG TUA ADA DAN TIADA: STUDI PADA KASUS VIRAL KEKERASAN ANAK
Abstract
Baru-baru ini terjadi kekerasan fisik yang dilakukan oleh anak terhadap seorang anak, aksi kekerasan itu mereka rekam dalam sebuah video berdurasi pendek, dan setelah melakukan aksinya mereka juga menyempatkan berfoto bersama. Dalam video tersebut kelima pelaku secara bergantian memukul, menendang, menjambak, dan bahkan menyundut rokok pada tubuh korban yang sejatinya adalah seorang anak. Masing-masing pelaku seolah melampiaskan kekesalan dan kemarahan pada korban, sementara itu korban anak nampak meraung-raung menangis minta dikasihani. Pelaku dan korban sama-sama berstatus sebagai Anak. Secara fitrah seorang anak tentunya yang tergambar adalah kebaikan, kebahagiaan, keceriaan dan sekian keadaan positif lainnya. Namun pada suatu kondisi anak ternyata mampu mentransformasi diri menjadi pribadi dengan tingkat kejahatan yang tidak mampu dicerna dengan akal sehat orang dewasa. Anak dengan tabiat kefitrahannya ternyata mampu membawa energi merusak yang lebih besar. Dalam sebuah pribahasa disebutkan bahwa “Anak-anakmu yang masih kecil seolah seperti Cicak yang mudah begitu saja engkau apa-apakan, namun ingatlah Cicak ini kelak dapat berubah menjadi Buaya yang ia dapat menerkammu kapan saja”. Sehingga dengan tulisan ini diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk segenap pemerhati anak agar dapat berperan maksimal dalam mendampingi tumbuh kembang mereka.